Iklan oleh Google

Yahoo - hiddenemoticons

Bagi yang suka chat di YM ini ada gambar2 emotion yang lucu dan menarik yang ga ke display di popup YM , liat di sini deh





Hidden Emoticons (shhh!)
Surprise your friends with these hidden characters.

You won't find these in the emoticon menu, but you can send them by typing the keyboard shortcuts directly into your message. :o3 puppy dog eyes
:-?? I don't know
%-( not listening
:@) pig
3:-O cow
:(|) monkey
~:> chicken
@};- rose
%%- good luck
**== flag
(~~) pumpkin
~O) coffee
*-:) idea
8-X skull
=:) bug
>-) alien
:-L frustrated
[-O< praying
$-) money eyes
:-" whistling
b-( feeling beat up
:)>- peace sign
[-X shame on you
\:D/ dancing
>:/ bring it on
;)) hee hee
:-@ chatterbox
^:)^ not worthy
:-j oh go on
(*) star
o-> hiro
o=> billy
o-+ april
(%) yin yang
:bz bee
[..] transformer*


yang lengkap nya lihat di sini

NDESO

"NDESO"
oleh : Ika S. Creech *)

Deso (baca ndeso) itulah sebutan untuk orang
yang norak, kampungan, udik, shock culture,
countrified dan sejenisnya. Ketika mengalami
atau merasakan sesuatu yang baru dan sangat
mengagumkan, maka ia merasa takjub dan sangat
senang, sehingga ingin terus menikmati dan
tidak ingin lepas, kalau perlu yang lebih
dari itu. Kemudian ia menganggap hanya dia
atau hanya segelintir orang yang baru merasakan
dan mengalaminya. Maka ia mulai atraktif,
memamerkan dan sekaligus mengajak orang lain
untuk turut merasakan dan menikmatinya, dengan
harapan orang yang diajak juga terkagum-kagum
sama seperti dia.

Lebih dari itu ia berharap agar orang lain
juga mendukung terhadap langkah-langkah untuk
menikmatinya terus-menerus. Hal ini biasa,
seperti saya juga sering mengalami hal demikian,
tetapi kita terus berupaya untuk terus belajar
dari sejarah, pengalaman orang lain, serta
belajar bagaimana caranya tidak jadi orang
norak, kampungan alias ndeso.

Semua kampus di Jepang penuh dengan sepeda,
tak terkecuali dekan atau bahkan Rektorpun
ada yang naik sepeda datang ke kampus. Sementara
pemilik perusahaan Honda tinggal di sebuah
apartemen yang sederhana. Ketika beberapa
pengusaha ingin memberi pinjaman kepada
pemerintah Indonesia mereka menjemput pejabat
Indonesia di Narita. Pengusaha tersebut
bertolak dari Tokyo menggunakan kendaraan
umum, sementara pejabat Indonesia yang akan
dijemput menggunakan mobil dinas Kedutaan
yaitu Mercedes Benz.

Ketika saya di Australia berkesempatan melihat
sebuah acara dari jarak yang sangat dekat,
yang dihadiri oleh pejabat setingkat menteri,
saya tertarik mengamati pada mobil yang mereka
pakai yaitu merek Holden baru yang paling murah
untuk ukuran Australia. Yang menarik, para
pengawalnya tidak terlihat karena tidak berbeda
penampilannya dengan tamu-tamu, kalau tidak
jeli mengamati kita tidak tahu mana pengawalnya.
Di Sidney saya berkenalan dengan seorang pelayan
restoran Thailand. Dia seorang warga negara
Malaysia keturunan China, sudah menyelesaikan
Docktor, sekarang sedang mengikuti program
Post-Doc, Dia anak serorang pengusaha yang
kaya raya di negaranya. Tidak ingin menggunakan
fasilitas orang tuanya malah jadi pelayan.
Dia juga sebenarnya memperoleh beasiswa dari
perguruan tingginya.

Satu bulan di Jepang, saya tidak melihat
orang menggunakan HP Nokia Communicator,
mungkin kelemahan saya mengamati. Setelah
saya baca koran, ternyata konsumen terbesar
HP Nokia Communicator adalah Indonesia.
Sempat berkenalan juga dengan seorang yang
berada di stasiun kereta di Jepang, ternyata
dia anak seorang pejabat tinggi negara,
juga naik kereta. Yang tak kalah serunya
saya juga jadi pengamat berbagai jenis
sepatu yang di pakai masyarakat Jepang
ternyata tak bermerek, wah ini yang ndeso
siapa ya?

Sulit membedakan tingkat ekonomi seseorang
baik di jepang atau di Australia, baik dari
penampilannya, bajunya, kendaraannya, atau
rumahnya. Kita baru bisa menebak kekayaan
seseorang kalau sudah mengetahui riwayat
pekerjaan dan jabatanya di perusahaan.
Jangan-jangan kalau orang Jepang diajak
ke Pondok Indah bisa pingsan melihat
rumah mewah dan berukuran besar. Rata-rata
rumah di Jepang memiliki tinggi plafon
yang bisa digapai dengan tangan hanya
dengan melompat. Sehingga untuk dudukpun
banyak yang lesehan.

Sampai akhir hayatnya Rasulullah tidak
membuat istana negara dan benteng pertahanan
(khandaq hanyalah strategi sesaat, untuk
perang ahzab saja), padahal Rasulullah
sudah sangat mengenal kemewahan istana
raja-raja negara sekelilingnya, karena
beliau punya pengalaman berdagang. Lalu
dimana aktivitas kenegaraan dilakukan?
Jawabannya di Masjid.

Beliau punya banyak jalan yang legal untuk
bisa membangun istana. Di Mekkah menikah
engan janda kaya, di Madinah menjadi kepala
negara, mempunyai hak prerogatif dalam
mengatur harta rampasan perang dan ada
jatah dari Allah untuk dipergunakan sekehendak
beliau, belum hadiah dari raja-raja. Tetapi
mengapa beliau sering kelaparan, mengganjal
perut dengan batu, puasa sunnah niatnya
siang hari, shalat sambil duduk menahan
perih perut dan seterusnya.

Ketika Indonesia sedang terpuruk, Hutang
sedang menumpuk, rakyat banyak yang mulai
ngamuk. Negara sedang kere, rakyat banyak
yang antri beras, minyak tanah, minyak
goreng dll. Maka harga diri kita tidak
bisa diangkat dengan medali emas turnamen
olah raga, sewa pemain asing, banyak
perayaan yang gonta-ganti baju seragam,
baju dinas, merek mobil, proyek mercusuar,
dll, dsb, dst.....

Bangsa ini akan naik harga dirinya kalo
hutang sudah lunas, kelaparan tidak ada
lagi, tidak ada pengamen dan pengemis,
tidak ada lagi WTS, angka kriminal rendah,
korupsi berkurang, pendidikan terjangkau,
sarana kesehatan memadai, punya posisi tawar
terhadap kekuatan global, serta geopolitik
dan geostrategi yang disegani. Maka orang
Ndeso (alias norak) tidak mampu mengatasi
krisis karena tidak bisa menjadikan krisis
sebagai paradigma dalam menyusun APBD dan
APBN. Nah, karena yang menyusun orang-orang
norak maka asumsi dan paradigma yang dipakai
adalah negara normal atau bahkan mengikut
negara maju. Bayangkan ada daerah yang
menganggarkan dana untuk sepak bola 17
milyar Rupiah, sementara anggaran kesejahteraan
rakyatnya hanya 100 juta Rupiah, wiiieh!!!

Akhirnya penyakit norak ini menjadi wabah
yang sangat mengerikan dari atas sampai bawah :
- Orang bisa antri Raskin sambil pegang HP
- Pelajar bisa nunggak SPP sambil merokok
- Orang tua lupa siapkan SPP, karena terpakai
untuk beli TV dan kulkas
- Orang bule mabuk karena kelebihan uang,
Orang kampung mabuk beli minuman patungan
- Pengemis bisa mendengarkan MP3 player sambil
goyang kepala
- Para pengungsi bisa berjoged dalam tendanya
- Orang-orang dapat membeli gelar akademis di
ruko-ruko tanpa kuliah
- Ijazah Doktor luar negeri bisa di beli sebuah
rumah petakan gang sempit di Cibubur
- Kelihatannya orang sibuk ternyata masih sering
keluar masuk McDonald
- Kelihatannnya orang penting, ternyata sangat
tahu detail dunia persepakbolaan
- Kelihatan seperti aktivis tapi habis waktu
untuk mencetin HP
- 62 tahun merdeka, lomba-lombanya masih makan
kerupuk saja
- Agar rakyat tidak kelaparan maka para pejabatnya
dansa-dansi di acara tembang kenangan.
- Agar kampanye menang harus berani sewa bokong-bokong
bahenol ngebor
- Agar masyarakat cerdas maka sajikan lagu goyang
dombret dan wakuncar
- Agar bisa disebut terbuka maka harus bisa
buka-bukaan
- Agar kelihatan inklusif maka harus bisa
menggandeng siapa saja, kalau perlu jin tomang
juga digandeng
Yang lebih mengerikan lagi adalah supaya kita
tidak terlihat kere, maka harus bisa tampil keren.

Makin kiamatlah kalo si kere tidak tahu dirinya kere.

*) Penulis adalah Putra Indonesia Asli, kini
bertempat tinggal di Paris, Perancis dan bekerja
sebagai Pembawa Acara di salah satu stasiun di Perancis.




Sepertinya tidak ada salah nya menjadi orang ndeso.... karena tidak akan merugikan .....




salam